Tuesday 20 September 2016

Hello, Ranah Minangkabau

Hello Friends,

Kali ini aku mau sharing tentang Trip ku beberapa minggu yang lalu ke Padang, Sumatra Barat.

Alhamdulillah

Setelah seumur hidup hanya mendengar nama nya.
Setelah dengan bangga, menyebut nya sebagai suku ku,
Padahal hanya Papa yang berdarah Sumatra, sedangkan Mama ku asli Kalimantan.

Finally, kaki ku mendarat juga di Ranah Minang.

Tanah Minangkabau yang Kaya Raya
Yang beradat, berlembaga
Yang tak lapuk di hujan, Tak lekang di panas.

Hello Padang,

Tanah Kelahiran kakek-nenek (inyi' dan andung).

Bertepatan dengan akhir tahun jadi bisa dibilang Liburan, ya sempat juga sih menikmati hari libur sambil inep di hotel.

Ini pertama kali nya aku ke Padang, bisa dibilang Pulang Kampung lebih tepatnya karena tanah kelahiran Nenek dan Kakek ku yang biasa aku panggil dengan panggilan andung & inyi'

Finally, sampai juga aku ke Ranah Minangkabau,
Yang disebut di Buku Tenggelam nya Kapal Van der Wijck.
Ranah Minangkabau, yang kaya raya, beradat, berlembaga.

Subhanallah, beneran loh yang dibilang lagu
"Gunuang Sansai Bakuliliang" yang artinya Gunung Tinggi berkelilingan.

Setiba nya aku di Minangkabau International Airport, aku langsung menuju Rumah Andung, di SIntuk Toboh Gadang.
Rumah nya sederhana, luas, bersih dan asri.
Depan belakang kelihatan pohon pohonan,
Ada pohon kelapa, of course
Pohon Pisang, Pohon Dukuh, sampe Pohon Jengkol.

Susasana di perkampungan pun masih sangat terasa,
Masih banyak kucing berkeliaran mengajak bercanda,
Suara kokok ayam bersahut sahutan,
Kerbau dan Sapi bermandian lumpur
Bangau - Bangau Putih berterbangan di Sawah.

Karena gak akan ada kamera secanggih apapun yang bisa merekam keindahan ciptaan Allah SWT maka bersyukurlah kita sudah dikasih anugerah sepasang mata yang dapat melihat.

Melihat adalah salah satu anugrah terbesar yang kita dapatkan maka syukurilah.

#1 Tempat Oleh Oleh Christine Hakim
Tempat yang jual oleh oleh khas Padang, makanan dan kaos
makanan harga nya Rp 20.000,- sd Rp. 80.000,-
kaos sablon dengan gambar ciri khas Rp. 70.000 sd Rp. 100.000

#2 Jembatan Siti Nurbaya

#3 The Hills Bukittinggi (Novotel)
Letak nya ga begitu jauh dari Jam Gadang

#Jam Gadang
- Jam Gadang adalah hadiah dari Ratu Belanda untuk Sekretaris Kota
- Dulu menjadu titik Nol kota Fort de Kock atau Bukittinggi
- Dibuat Tahun 1826 saat penjajahan Belanda
- Arsitek nya orang Minang : Yazid Rajo Mangkuno
- Jam Gadang tidak dibuat dengan mesin penyangga dan adukan semen tapi hanya menggunakan kapur, putih telur, dan pasir putih
- Tinggi nya 26 Meter dengan 4 buah jam berdiameter 80cm
- Angka 4 nya ditulis dengan IIII (ejaan Romawi)
- Mesin yang digunakan untuk menggerakan jam hanya terdapat 2 buah didunia yakni di Bukittinggi dan Big Ben, London, Inggris.

# Pantai Gondariah - Padang Pariaman

#Es Tebak
Terdiri dari cincau hitam, kolang kaling, tape ketan hitam, serta tebak.
Tebak adalah adonan dari tepung sagu dan tepung beras ketan yang dimasak dengan garam dan air kapur kemudian dicetak seperti cendol.
Es Tebak disajikan dengan sirup merah, susu kental manis dan es serut.

#Minum Air Kelapa langsung dari buahnya

#Makan Duren dengan Ketan

Segala nya terasa nikmat, saat kalian bersyukur.

Terima Kasih sudah memberikan ku kesempatan untuk berkenalan dengan Kampung Halaman Kakek Nenek ku.

Alhamdulillah

No comments:

Post a Comment